Rabu, 07 Desember 2011

Behind "Avatar-true story"



by: Nurkamila

Avatar, Film Apakah itu?
Avatar adalah Film yang menceritakan tentang dunia Pandora. Kata yang mungkin begitu asing di telinga kita. Pandora adalah salah satu planet yang mengorbit di sistem tata surya Alpha Centauri A, yang pada saat itu manusia sudah sangat maju sehingga dengan kecanggihannya mereka bisa menjelah ke luar angkasa. Dalam film ini dikisahkan bahwa manusia pergi ke Pandora dan menetap di sana dengan harapan bisa menambang suatu mineral berharga yang disebut unobtanium. Sayangnya unobtanium ini berada jauh di bawah tanah yang dihamparannya dihuni oleh suku Na’vi. Suku Na’vi yaitu makhluk hidup yang berbentuk seperti manusia namun berkulit biru dan memiliki ekor yang panjang. Sebenarnya, mulai dari sini konflik dimulai, bagaimana cara manusia menambang mineral tersebut sementara bangsa Na’vi menolak untuk menyerahkan tanahnya kepada manusia?  Namanya juga “Amerika” apa yang tidak bisa dilakukan? Apa yang terkadang mustahil bagi kita sekalipun bisa dilakukan.
Avatar karangan James Cameron ini memang sunggguh berbeda dari apa yang saya bayangkan sebelumnya. Saya berpikir bahwa ini merupakan lanjutan dari Avatar the last airbender, dan ternyata berbeda. Menurut saya ceritanya simple/sederhana dan sangat terlihat hitam-putihnya, meskipun demikian bukan berarti kita akan bosan menontonnya, karena ada beberapa pesan moral yang menurut saya cukup menarik. Pesan moral tersebut di antaranya:
1.      Tentang isu lingkungan hidup.
2.      Mengenai spiritualitas tentang alam, tema ini sangat cocok disajikan kepada manusia zaman sekarang yang cenderung tidak peduli terhadap alam dan mencemooh kearifan lokal terhadap hutan
Jika dilihat dari segi visualisasi, sangat menakjubkan dan dari sini penulis sangat antusias untuk menontonya. James Cameron berhasil menyajikan dunia Pandora dengan luar biasa indah, grafis yang dihasilkan benar-benar top-notch, menonton alam Pandora seperti saya melihat alam mimpi yang penuh rona alam dan fantastic. Bagi saya ini benar-benar dapat memanjakan mata, keunggulan teknologi CGI (Cinematic Graphic Imagery) benar-benar diekspos di sini, dunia nyata dan real serasa menyatu, pemandangan ketika di hutan, di atas pohon, dia atas tebing, tumbuhan dan binatang yang beraneka warna, serasa nyata dan bahkan emosi yang ditampilkan oleh bangsa Na’vi pun mampu ditampilkan secara alami, tatapan matanya ketika sedih, raut muka ketika marah ada semua terlihat di sini. Selain itu, dalam visualisasinya pun bukan hanya tentang alam saja, adegan ketika bangsa Na’vi berperang dengan manusia juga tidak kalah menarik dan hebohnya membuat kita histeris. Hanya saja alur perangnya mudah ditebak bagaimana akhirnya, tetapi cara perangnya itu yang saya pikir termasuk unik dalam dunia 3D, Mesin vs Monster, semua elemen peperangan lengkap ada di sini dari mulai bahan peledak, misil, pesawat canggih, robot, binatang yang seperti harimau, kelelawar raksasa, badak raksasa dipadu dengan panorama yang begitu fantastis.
Satu hal yang membuat saya tertarik, adalah peran Neytiri yang sangat signifikan di film ini, sebagaimana kita ketahui bahwa Neytiri bukanlah pemeran utama, dia adalah tokoh perempuan yang bukan hanya sekedar pemanis mata saja, tetapi di sini dia berperan sangat heroik, sebagai putri dari kepala suku yang pada akhirnya bertanggungjawab atas keselamatan kaumnya, peran signifikan yang lainnya juga bisa dilihat ketika ending. Neytiri membunuh penjahat utama dan menyelamatkan Jake Sully yang merupakan tokoh utama
Dari sisi musik, cukup mendukung walaupun tidak terlalu luar biasa, terutama ketika perang, musik ini bisa membawa sedikit ketegangan, dalam soundtrack-nya kalau kita perhatikan, disitu terselip suara Gamelan. Bukan tidak mungkin bahwa gamelan pun memiliki great yang cukup berandil dalam dunia perfilm-an. Bahkan ini merupakan film produk Amerika, bukankah ini cukup membanggakan bagi kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang memiliki musik trdisional seperti gamelan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar